Rabu, 07 Januari 2015

Mencari Situs Calobak

Awalnya saya tahu adanya situs ini adalah dari plang nama milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat kami gowes ke arah Curug Nangka. Di situ tertulis : "Situs Pundenberundak Calobak" dengan jarak (yang juga tertulis di plang) 3 KM. Jarak yang tidak terlalu jauh. 



Saat saya tawarkan pada temans saat kumpul di KM0, bagaimana kalau gowes hari Sabtu, 27 Desember 2014 kita arahkan menuju Situs Calobak. Ternyata banyak yang tidak bisa karena pada tanggal itu kebanyakan memiliki acara yang sudah diagendakan. Tinggal saya berdua dengan PaMen... dan akhirnya kami sepakat untuk jalan berdua saja.

Sekilah info tentang Situs Calobak....
Situs berjarak sekitar 1km memasuki hutan yang lebat dari Desa Calobak. Banyak pengunjung dan peziarah yang akhirnya turun lagi tanpa berhasil menemui keberadaan situs. Di dalam hutan di kaki Gunung Salak ini pepohonan masih lebat dan jalan setapak dipenuhi semak yang mengecohkan. Sedikitnya terdapat 3 situs megalitik yang dipercaya warga sekitar sebagai tempat leluhur. Mereka menamakannya “Kramat” yang dalam bahasa Sunda berarti memiliki makna spiritual terkait nenek moyang. Situs ketiga adalah yang tertinggi dan terjauh. Untuk menuju ke sana, diperlukan persiapan yang matang atau pergi lebih pagi dengan perbekalan yang cukup. (sumber : Situs Kramat dan Parahyangan Jagatkartta)

Pk.07:00 kami berangkat meninggalkan KM0. Rombongan sih banyak... ada 5 orang, yaitu : Pa Yuyu, PaJo, Abah, PaMen dan saya (Onwar) tapi Pa Yuyu, PaJo dan Abah yang telah memiliki acara di siang harinya hanya bisa menemani sampe Cilebut saja. Sehingga lewat Cilebut tinggal saya berdua dengan PaMen saja.

Berfoto sebentar saat melintasi Istana Bogor, kami tiba di BNR/Jungle pk.08:30.  Tidak berhenti, karena kami merencanakan untuk berhenti di warung yang berada di perempatan atau simpang menuju Sukamantri dan Pura.








Di sini kami bertemu dengan rombongan BOBICO, 4 orang. Mereka menuju Pura. Kami berangkat bareng sampai dengan pertigaan jalan tembok. Mereka belok kanan menuju Pura Parahyangan Jagatkartta sedangkan kami masih terus meniti tanjakan....





Tiba di sebuah desa paling ujung kami bertanya tentang lokasi situs. Mereka menjelaskan bahwa nama desa mereka ini adalah Calobak, sedangkan situs yang dituju tidak mungkin bisa dicapai dengan bersepeda karena jalan setapak di dalam hutan yang turun naik.



Karena rasa penasaran, kami minta izin untuk mencoba gowes sampai ujung jalan yang menuju hutan. Selepas desa, hutan sudah tersaji di kiri kanan jalan. Dan benar kurang lebih 500 meter dari Desa Calobak jalan berganti dengan jalan setapak memasuki hutan yang tidak dimungkinkan untuk bersepeda menyusurinya.


Dengan sedikit kecewa kami balik kanan..... Kecewanya cuma sedikit karena memang info bahwa tidak bisa bersepeda sampai lokasi situs sudah didapat sebelumnya. Seharusnya kita bersepeda hanya sampai Desa Calobak dan menitipkannya di sini. Dari Desa Calobak (±1km) kita meminta bantuan penduduk untuk mengantar menuju situs. Begitu seharusnya..... tapi..... whatever lah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar