Senin, 20 Januari 2014

Gowes Keluarga ke Katulampa

Seperti biasa, setiap sabtu malam atau malam minggu ketika berkumpul di KM0 (Base TRACK20) kami merancang rencana untuk jalur gowes besoknya. Di tengah guyuran hujan yang bervariasi.... kadang hujan lebat, kadang gerimis, pada Sabtu malam, 18 Januari 2014 akhirnya dipilih jalur Katulampa untuk gowes pada Minggu, 19 Januari 2014. Tujuannya adalah untuk mencari tahu kebenaran berita tentang banjir di Jakarta yang selalu dikaitkan dengan Bendung Katulampa... hehehe...

Dengan bantuan Whatsapp dan Zello, kami sebarkan rencana gowes ke Bendung Katulampa tersebut pada teman-teman di TRACK 20. Temens yang menyambut positif dan menyatakan akan ikut cukup banyak juga.

Sekilas info.... lumayan buat nambah-nambah pengetahuan.... 
Bendung Katulampa adalah sebuah bendung yang terdapat di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor yang mulai dioperasikan pada tahun 1911. Pembangunannya dimulai tahun 1889 sebagai reaksi atas satu banjir besar yang melanda Batavia pada 1872. Luapan air Ciliwung pada saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam. Tujuan pembangunan bendung tersebut adalah sebagai peringatan dini atas air yang sedang mengalir ke Batavia serta sarana irigasi untuk lahan seluas ±5.000 hektare yang terdapat pada sisi kanan dan kiri bendung. 
Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke Kali Baru Timur, saluran irigasi yang dibangun pada waktu yang sama. Pada saat musim hujan, bendung ini bisa dilewati air dengan rekor debit 630.000 liter Air per-detik atau ketinggian 250 centimeter yang pernah terjadi pada tahun 1996, 2002, 2007 dan 2010.

Eh tau ga kenapa Katulampa dibilang Bendung bukan Bendungan?


Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam) yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak/mercu bendung (overflow). Bendung biasanya dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran/sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional seperti di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi. Dan Katulampa termasuk dalam kategori ini.

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan Dam juga memiliki bagian yang disebut Pintu Air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Kementrian Pekerjaan Umum mendefinisikan "Bendungan sebagai bangunan yang berupa tanah, batu, beton atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau lumpur."
(copas dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bendungan)

Minggu pagi, 19 Januari 2014. Mendung masih menyelimuti... dan sekali-kali turun hujan ringan tetapi para goweser tetap berdatangan di KM0. Gatau semangat gowes karena mo gowes ke Katulampa atau karena pada mo nyoba Rain Coat yang semalem beli dari Zoelvy/MTB 20. 

Goweser yang datang adalah : PaJo, PaChe, BuChe, Handi, PaMen, BuMen, PaDW, BuDW, PaYuyu dan saya (Onwar). Ada dua kelompok di sini, yaitu : kelompok keluarga dan kelompok Jomblo hahaha...

Rencana berangkat pagi-pagi... realisasinya berangkat pk.08:00. dan hujanlah yang menjadi kambing hitam.

Start dari KM0

Pk.09:00 kami tiba di perempatan Pomad. Di sini kami tawarkan kepada Ibu-ibu apakah akan ikut terus bersama kaum bapak menuju Katulampa atau mo balik kanan untuk kembali ke KM0. Karena seringnya berlatih ditambah cuaca yang dingin-dingin empuk (karena hujan) secara aklamasi kaum ibu memutuskan untuk ikut suami! Hebat... ternyata hasil pelatihan saya tidak sia-sia... hahaha!!!


Pitstop pertama, perempatan POMAD

Pose-pose sitik laaah....

sekedar lewat, berpose dulu di Holywood

Berhenti istirahat di tempat biasa.... Nasi Uduk Pertigaan





Pk.11:20 rombongan tiba di Bendung Katulampa. Ramai sekali di sini, lalu lalang sepeda motor dan pejalan kaki yang tujuannya sama dengan kami ('kali...) ingin melihat langsung Bendung Katulampa bukan hanya kata tipi.....















Sebentar saja kami di Bendung Katulampa, sekitar pk.12:00 kami sudah meluncur pulang....









Kami tiba di KM0 (Base TRACK 20) pk.14:20.... Alhamdulillah.....

Senin, 06 Januari 2014

CuPang, Curug Panjang

"Cupang!!", usul Zoelvy ketika kami sedang saling mengusulkan jalur untuk gowes besok. Cupang adalah singkatan dari Curug Panjang, yaitu sebuah curug yang terletak di lereng Gunung Paseban, tepatnya di Desa Citamiang Paseban, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Setelah berdebat tentang usulan tersebut akhirnya disetujui oleh forum. KM0 (Base TRACK 20) ramai malam itu, Sabtu, 04 Januari 2014. Debat dilanjutkan dengan membahas titik start gowes. Zoelvy mengusulkan untuk gowes dari Petronas Sentul melalui KM0 ke Pasir Angin terus ke Megamendung dan berakhir di Curug Panjang. Jarak sekitar 25km, PP menjadi 50km. Usul ditolak mengingat kebanyakan dari kami ini adalah orang umur-umur ABG (Ampir Bulet Gocap).... Masjid Gadoglah yang akhirnya menjadi titik start... Jalur Masjid Gadog - Curug Panjang berjarak sekitar 15km... lumayan juga, jarak berkurang 10km.

Keputusan tersebut segera diinfokan ke anggota TRACK 20 melalui Zello. Dan gayung bersambut, ada 12 goweser yang akhirnya menyatakan diri akan ikut, yaitu : Pache, Handi, PaMen, Difa, Padewe, PaNasir, PHI, Naufal, Payuyu, Abah, Zoelvy dan saya (Onwar). Diputuskan juga bahwa kita akan gowes dari Masjid Harakatul Jannah atau ngetop dengan nama Masjid Gadog menuju Curug Panjang dan kembali ke Masjid Gadog. Mengingat jalur yang akan ditempuh untuk mencapai masjid itu adalah jalur puncak maka diputuskan untuk berangkat sepagi mungkin, untuk menghindari macet.

Sekilas info............. (Ini untuk nambah-nambah pengetahuan kita ya.... kurang lebihnya mah mohon maaf aja...hehehe!!!)

Curug Panjang adalah sebuah curug yang berasal dari Sungai Cirangrang. Terletak di lereng Gunung Paseban di ketinggian 1.000mdpl. Berada dalam kawasan wisata yang seluas sekitar 30hektare. Di sungai Cirangrang sebenarnya terdapat 4 buah Air Terjun, yaitu : Curug Bulao, Curug Panjang, Curug Bunder dan Curug Barong. Ini diurutkan berdasarkan dari yang berposisi paling atas. Disebut Curug Panjang karena tidak seperti air terjun pada umumnya yang airnya jatuh secara vertikal, pada Curug Panjang air membentuk slope yang memiliki kemiringan 150° sepanjang sekitar 20 meter dengan debit air yang cukup deras. Di bawah curug terdapat kolam yang katanya mencapai kedalaman 5meter. Kolam tersebut yang menjadi tempat berenang para pengunjung.

Helm itu harus dipake dengan benar, pak

Abah lagi ngitung

"Gua lupa... tapi gua lupa apanya yang lupa ya...", kata Zoelvy















































































































Selesai gowes, shalat dzuhur di Masjid Gadog


Nongkrong nunggu teman lain siap untuk pulang

Kayanya gambar lebih banyak dibanding tulisannya deh...
Gini aja... kalo ada pertanyaan, tanya aja lewat komen... Insya Allah dijawab Hehehe...!!