Selasa, 14 Mei 2013

CIDAMPIT, We're Coming!!!

Trek ini sudah menjadi bahan pembicaraan di TRACK20 Trek yang terkenal dengan Rumah Hutan Cidampit, dan makan siang dengan menu khusus yang dimasak di tengah hutan oleh team SerAM (Serang All Mountain) merupakan daya tarik tersendiri yang benar-benar membuat penasaran. Dimulai dari pengalaman Pak Iwan yang sudah pernah mencoba trek tersebut dan dibawa ke forum. Sambutan forum begitu positif.... Jalur Cidampit langsung dicanangkan sebagai jalur yang akan dijelajahi. Ini merupakan jalur terjauh dari Base. 

Awal-awal sempat mau dilaksanakan pada akhir Januari 2013 tetapi karena sesuatu dan banyak hal akhirnya batal... Dan keinginan menjelajahi Cidampit mulai agak meredup. Setelah milad TRACK20 yang diadakan di Gunung Mas, wacana mencoba jalur Cidampit kembali menggeliat bangun. Pak Yu dibantu Pak Iwan sebagai tim pencari tau dan pencari jalan berkontekria dengan team SerAM membuat wacana Cidampit kembali bangkit. 

Setelah penghitungan hari baik bulan baik, diputuskan tanggal 25 Mei 2013 hari Sabtu yang kebetulan merah (libur Hari Waisak) kami akan berangkat ke sana. Lahir bathin mulai dipersiapkan.... Rapat bercampur kongkow2 di KM0 (sebutan untuk base TRACK20) hampir tiap malam diadakan. Rapat di dunia maya - via email dan whatsapp - tidak kalah serunya...   

Data detail tentang siapa saja yang akan ikut, kendaraan siapa dan siapa yang naik di situ, apa saja yang harus dibawa, pemeriksaan fisik tunggangan, jam berapa sepeda dikumpulkan untuk loading ke atas pikep, sampai di mana berhenti untuk menunggu dan bertemu rombongan lain yang tidak berangkat dari KM0 juga ditentuin.... Begitu rinci dan detail. Hebat pokoknya.... Eh ada yang lupa... Hari Jumat malam Sabtu tidak ada acara tidur larut malam... semua peserta harus tidur paling lambat pk.22:00 (biar gampang bangun dini harinya....)

Peserta yang positif ikut adalah : Abah Rachmat, P'Iwan, P'Nasir, P'Hadi, OmBud, Abeh Deddy, PaMen, BuMen, Difa, PaChe, Handi, P'Yu (Papa Jo), Riendy, Om Agus, Zulvy, dan saya tentunya (Onwar) yang berangkat dari KM0. Ditambah Om Syam, Reza, Om Doko, Om Dudu dan Om Hendy yang akan bertemu di Rest Area Kebon Jeruk. 

Sesuai dengan skedul, hari Jum'at, 24 Mei 2013 pk.20:00 peserta mulai menyerahkan sepedanya untuk mulai loading ke atas PU yang disediakan oleh OmBud di KM0. Loading selesai pk.23:30 setelah Sepeda terakhir masuk ke KM0. Waduh.... rencana tidur cepat ga bisa terlaksana karena sampai tengah malam masih saja berkeliaran...






Gimana kalo sambil nungguin pk.03:00 buat ngebangunin teman-teman yang lagi mimpi gowes... saya ceritain sekilas info tentang Jalur Trek Cidampit.......

Cidampit terletak di Kabupaten Serang. Trek Rumah Hutan Cidampit berada di ketinggian antara 30 - 350mdpl yang melintasi 4 kecamatan, yaitu : Baros, Pabuaran, Ciomas dan Taktakan. Trek memiliki jarak sekitar 50km dengan titik start di Ciomas/Baros yang berada di ketinggian ±300mdpl. Kontur jalan bervariasi turun naik yang terkadang radikal. Trek ini merupakan trek dengan kelengkapan obstacle yang cukup bervariasi. Mulai dari turunan/tanjakan curam, drop off sampai dengan halang rintang berupa akar pun ada. Elevasi jalur sampai dengan Rumah Hutan bervariasi antara ±300mdpl (titik start), ±150mdpl (titik terrendah) dan titik tertinggi ±350mdpl (Rumah Hutan).Titik akhir, yaitu Balaikota Kabupaten Serang berada di ketinggian ±30mdpl. 


Rumah Hutan sendiri berada di Bukit Cidampit, Kampung Cilandak, Desa Sayar Kecamatan Taktakan. Pemiliknya adalah seorang Tionghoa Muslim yang berasal dari Paleleh, Sulawesi Tengah yang bernama Lim Oei Ping (panggilan akrabnya : Koh Iping atau Om Lim). Beliau adalah pemilik Toko Krakatau di Royal Serang.


"Di kampung saya, di Paleleh, hutan sangat nyaman untuk dihuni, dijadikan tempat berkebun dan bercocok tanam... tidak ada kesan angker. Tapi di Banten sini orang-orang membiarkan hutan dipenuhi semak belukar, seram, jadi sarang ular... malah ada yang menganggap hutan ini tempat setan" kata Koh Iping. 


Untuk menghilangkan kesan negatif tentang hutan itu, pada tahun 2005 beliau membeli tanah seluas 6.000m² yang kemudian menatanya bersama warga sekitar. Dibangunnya juga pondok-pondok, Lumbung Padi, Perpustakaan, Kandang Ayam, Kandang Kambing dan Lapangan Badminton. 


Yaaaah... gara2 kebanyakan cerita, saya bangun terlambat... Pk.03:00 para peserta sudah mulai berdatangan dan berkumpul di KM0. Setelah lengkap rombongan berangkat sekitar pk.04:30...  Shalat Subuh di Rest Area Sheell di Jagorawi dilanjut berhenti di Rest Area Kebon Jeruk untuk bertemu dengan rombongan lain, Om Syam + Reza, Om Doko, Om Dudu dan Om Hendy.



Periksa Lasing Sepeda 
Rest Area setelah Shalat Subuh


Pk.07:00 kami tiba di Balaikota Serang... balaikota yang megah dengan gedung yang memiliki pilar-pilar besar. Kami punya waktu 1 jam untuk sarapan dan persiapan keberangkatan. Sepeda dibawa dengan menggunakan 2 unit Truk yang disediakan oleh EO, Team dari SerAM (Serang All Mountain) yang terdiri dari Om Dirman, Om Dede, Om Heris, Om Edy. Om Wawan dan Om Yugo....


Balaikota Serang






EO, Team SerAM sedang memberi petuah2





Proses Loading Sepeda
diloading termasuk orangnya juga...



pasti inget jaman anak2 dulu....
Setelah briffing singkat, rombongan berangkat menggunakan truk yang sebelumnya telah diisi oleh Sepeda. Yang menjadi tujuan adalah halaman sebuah rumah makan di Ciomas yang merupakan titik start. Jarak yang ditempuh lumayan jauh juga.... sekitar 20km dari Balaikota Serang. 


bongkar di titik start


Tiba di Ciomas pk.09:00. Setelah persiapan singkat, rombongan mulai menggowes tunggangannya masing-masing dengan menyusuri jalur jalan raya yang menurun sepanjang ±8km. Eh rombongan ada tambahan 3 orang yang berasal dari Tangerang (lupa sama namanya....), mereka ikut gabung ketika kami sedang loading sepeda ke atas truk.

Jalur berikutnya berupa jalan makadam yang nanjak menuju Kebun Karet. 1 jam perjalanan lumayan menghabiskan stok air minum juga.

Mengingat beratnya jalur yang akan dilalui, di perlintasan Bereng, 2 orang anggota rombongan dengan suka rela memilih jalur evakuasi untuk mencapai Rumah Hutan. Mereka gowes bareng dengan Team SerAM yang harus tiba lebih awal di Rumah Hutan untuk menyiapkan makanan.































Jalur berikutnya dibuka dengan turunan makadam... dan mulailah memasuki hutan Gunung Sari... Jalan setapak, jalan tanah yang licin....disajikan!!














ini bukan akting... ini jatuh beneran!!!







Serang adalah daerah yang mempunyai makanan khas berupa Emping Melinjo... dan memang jalur menuju Rumah Hutan kami melihat pohon-pohon Melinjo yang tumbuh sepanjang jalan... hutan yang kami laluipun adalah hutan pohon melinjo. Para Petani yang memanen buahnya sering menggunakan sepeda motor untuk membawa hasil panenannya. Dampaknya di jalur yang dilalui sepeda motor yang membawa beban terdapat jalur yang lebih dalam... Jalur Tamiya. Dampaknya lagi kami susah untuk melaluinya (saya dua kali terjatuh ketika ban depan masuk ke dalam jalur bekas sepeda motor tersebut hehehe....) Akar-akar pohon yang malang melintang merupakan kesulitan lain yang kadang membuat Sepeda terpaksa diangkat.

Ketika tiba di Tanjakan Babi (menurut Om Syam lebih tepat namanya Tanjakan Babi Bangsat!! hehehe...). Sepeda sulit untuk ditunggangi... jadilah MTB (Mari Tuntun Bersama)... Om Dirman bilang di depan masih ada satu tanjakan lagi yang bernama Tanjakan Kram karena banyak pegowes yang kram ketika melalui tanjakan itu.
Ini di Tanjakan Babi


Biasaaaaa........!!!
Pk.13:30 kami tiba di Rumah Hutan... sebuah tempat yang asri, tertata dan terpelihara. Istirahat untuk shalat, minum Kelapa Muda dan yang utama adalah makan siang berupa Sop Ikan yang dimasak oleh Team SerAM... bener-bener muantafff!!!! 

















































Suasananya adem banget... bikin betah
Dari Rumah Hutan, rombongan dibagi dua, satu rombongan (4 orang) melalui jalur evakuasi langsung menuju Balaikota (jaraknya lumayan juga... sekitar 20KM). Satu rombongan melanjutkan jalur....

Perjalanan pulang dari Rumah Hutan

Sampai di tempat di mana SerAM menyediakan Colenak + Minuman Jahe















Tiba di sungai Cibanten.... sepeda dituntun dan dibersihkan dari lumpur-lumpur yang menempel.

Dan di pinggir sungai telah menunggu sekelompok anak-anak yang meminta agar sepeda kita dibawa olehnya menuju tempat datar di atas. Setelah melihat terjalnya tanjakan serta jalur yang akan dilalui... akhirnya sepeda saya serahkan pada mereka.














Selepas sungai.... jalur yang dilalui adalah jalur jalan aspal yang tidak begitu bagus sampai ketemu dengan Jalan Raya Rangkasbitung - Serang. Kami pacu sepeda... rombongan terakhir tiba di Balaikota Serang pk.18:00.






Cidampit.... sebuah perjalanan yang benar-benar menakjubkan...