Gowes menuju Curug Nangka (CuNang) ini sudah mengemuka hampir di setiap obrolan mengenai jalur gowes. Apalagi ketika diketahui bahwa untuk mencapai CuNang bisa melalui jalur belakang Pura Jagatkartta sehingga paling tidak apabila kondisi tidak dimungkinkan menuju CuNang kita sudah mendapatkan Pura. Itulah sebabnya pada malam Minggu, 22 Maret 2014 diputuskan bahwa gowes tanggal 23 Maret 2014 akan diarahkan menuju CuNang melalui Pura Jagatkartta. para goweser yang akan ikut diharapkan sudah kumpul di KM0 (Base TRACK 20) paling tidak pk.06:00. Goweser yang menyatakan diri mau ikut adalah PaMen, PaNasir, PaYuyu, PaJo dan saya (Onwar).
Minggu pagi, ternyata PaJo dan PaYuyu membatalkan rencana ikutnya karena satu dan lain sebab. PaChe dan PaDewe hanya akan bergowes sekitar Bojonggede saja karena ada acara yang harus didatangi siangnya.
Tinggal bertiga deh... PaMen, PaNasir dan saya... tiba-tiba PI datang dengan atribut lengkap dan mau ikut, jadilah kami berempat.
Pk.07:00 kami meluncur dari KM0 (base TRACK 20) menyusuri Jl.Raya Cilebut, memotong Jl.KH.Soleh Iskandar, Jl.Kebon Pedes untuk mencapai Jl.A.Yani. Di depan Istana Bogor kami berhenti sebentar untuk berpotoria.
|
Melintasi Jalan Layang Jl.Baru |
|
Pose sitik di depan Istana |
|
Orchard Walk Jungle #1 |
|
Orchard Walk Jungle #2 |
Pitstop pertama BNR yang tiba pada pk.08:30 setelah gowes sekitar 20km. Yang dituju adalah Soto Mie Pak Salim, kami memilih soto ini bukan karena terkenal atau apa gitu... tapi karena Soto Mie Pak Salim ini adalah tempat kami untuk sarapan waktu kami gowes ke Pura Jagatkartta pada 2 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Oktober 2012. Jadi sekalian bernostalgia hehehe....
|
Soto Mie Pak Salim... ini Nak Salim kali ya.. |
|
PaMen meluruskan punggung... |
|
Cari posisi yang enak... |
|
"jangan pake lama ya....!!!" |
Hujan yang turun sempat menyurutkan semangat gowes. Ada wacana balik kanan saja. Tetapi ternyata setelah selesai sarapan, cuaca berubah menjadi cerah walaupun matahari masih terhalangi oleh awan. Diambillah keputusan untuk melanjutkan perjalanan. Pk.09:00 perjalanan dilanjutkan dengan blusukan.
Kami mengikuti anjuran Akang Ojeger yang mangkal di situ bahwa kalau menuju Pura itu lebih enak naik dari Calobak. Di samping jalur lebih sepi juga menurut mereka jalur Calobak lebih datar dibanding jalur jalan raya. Ditambah info PaNasir (yang pernah melalui jalur ini) bahwa nanti kita akan melalui Jalur Jalan Tembok dan tiba dari sebelah timur Pura Jagatkartta.
Jalur Calobak ini bener-bener terdiri dari tanjakan dan tanjakan yang semuanya parah habis... eh parahnya ga abis-abis.... setiap 100 gowesan saya berhenti untuk menghitung sampai 20 dan kembali gowes 100 kayuhan lagi untuk istirahat lagi... (kiat kuat gowes, pengajaran PaMen hehehe...).
|
jalan kecil yang nanjaknya terasa sampe tulang... |
|
Nemu jalan tembok turunan... berpacu deh!! |
|
Berpose krn ngliat latar yang bagus #1 |
|
Berpose krn ngliat latar yang bagus #2 |
|
turunan lagi... berpacu lagi ... |
Akhirnya kami tiba di Pura Jagatkartta sekitar pk.11:30.
|
ini sebagai bukti aja....
|
di jalan masuk Pura Jagatkartta
Di sini kami bertemu dengan seorang solo goweser, Om Seken namanya, dia seorang Mahasiswa Agronomi IPB. Ngobrol dengannya, dan ternyata dia benar-benar the real solo goweser... dia pernah gowes sendiri ke Situ Gunung (Cisaat - Sukabumi), gowes sendiri ke Ciptagelar dan semua bertitik start dari rumahnya di Dramaga - Bogor. Mendengar kami akan melanjutkan perjalanan menuju Curug Nangka melalui jalur belakang Pura, dia tertarik dan ingin ikut juga. Jadilah kami berlima.
|
Om Seken, Mahasiswa IPB yang suka blusukan |
Kami shalat Dzuhur di sebuah mushalla yang terletak di pertengahan tanjakan di jalan belakang Pura. Di sini peran Om Seken mulai terasa... sementara kami berempat shalat, dia yang kebetulan Non Muslim bersedia menunggu (sambil nungguin sepeda hehehe....)
|
tanjakan awal di belakang Pura |
|
Mushalla yang terletak di tengah2 tanjakan |
|
Persiapan berangkat setelah Shalat |
Selesai shalat... perjalanan dilanjutkan. Dimulai dengan acara mendorong sepeda.
|
Tanjakan selepas Mushalla |
|
berpose dengan latar Pura di kejauhan... |
|
kabut mulai menyerang dan tanjakan gada habis |
Pk.12:45, hujan gerimis turun... kami berteduh di sebuah rumah kosong. Diputuskan harus melanjutkan perjalanan dengan berhujan-hujan agar tidak terlalu lambat tiba di CuNang
|
hujan gerimis... kami berteduh sebentar |
|
karena ada Om Seken... kami bisa berpoto full team |
|
kami ga bisa melihat sekeliling... kabut begitu tebal |
Hujan bertambah deras... dan air hujan yang membasahi muka terasa asin di mulut.
|
akhir dari jalan setapak sepeda bisa digowes... |
Kami berlima memasuki hutan Pinus... jalan setapak yang ditelusuri cenderung membuat sepeda tidak bisa digowes. Akar yang malang melintang dan kadang pipa paralon ikut-ikutan malang melintang juga.
|
mulai blusukan masuk hutan pinus |
|
akar melintang jalan turun |
|
susah untuk digowes... |
|
jalan basah dan licin |
Di tengah hutan PI memberi sepotong Dodol... dan itu adalah dodol terenak yang pernah saya makan. Ssttt... jangan ribut sama PaMen & PaNasir... cuma saya dan PI yang makan... soalnya cuma ada satu dibagi dua.... hahaha..
|
ayo PI semangat.... sebentar lagi sampe... |
|
sengaja dilingkari... (supaya kelihatan) |
|
ujung dari blusukan lewat hutan |
|
oper-operan sepeda... |
Sekitar pk.14:00 kami tiba di areal parkir Curug Nangka. Di sini peran Om Seken kembali terasa... peran sebagai tukang poto (hahaha...). Semua poto kami berempat di CuNang ini adalah hasil jepretannya.
|
tiba di areal Curug Nangka |
|
akhirnya..... |
|
berlatar Curug Nangka |
|
CuNang... sayang susah buat mendekatinya |
|
ayo... siap2 |
Tidak terlalu lama kami di CuNang ini, cuma istirahat buat makan Mie Rebus dan Gorengan. Pk.14:30 kami sudah meluncur pulang. Kami sengaja tidak mengarah ke BNR tetapi menuju Ciomas, tujuannya sih untuk menghindari tanjakan-tanjakan ketika mengarah pulang.
|
di Ciomas... menjelang Jl.Ledeng |
Kami berpisah dengan Om Seken di pertigaan Ciomas Gunung Batu, dia belok kiri ke arah Dramaga, kami belok kanan ke arah kota. Kami memasuki kota Bogor lewat Jl.Veteran, masuk Jl.Perintis Kemerdekaan dan Jl.Merdeka. Masuk ke Pondok Rumput untuk kemudian timbul di Kebon Pedes dilanjut menyusuri jalur Cilebut Bojonggede.
Alhamdulillah kami tiba di rumah sekitar pk.17:00.
Trek ini berjarak sekitar 60 km.
Bojonggede - BNR walaupun cenderung datar tetapi dengan jarak sekitar 20km lumayan terasa juga. Bojongede => ±140mdpl dan BNR => ±300mdpl.
BNR - Pura Jagatkartta, jarak tidaklah terlalu jauh (di bawah 10 km) tetapi karena 90% jalur adalah berupa tanjakan. BNR => ±300mdpl & Pura => ± 900mdpl
Pura - CuNang berjarak sekitar 3km tetapi karena perpaduan antara tanjakan, jalur makadam, single track, sama mencari track maka ini jalur terberat, termenarik, terasyik. Titik tertinggi sekitar 1070mdpl
Mengingat beratnya jalur ini maka jalur ini TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk diulang (kecuali dipaksa!! hahahaha....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar