Gowes tanggal 26 Oktober 2013 kembali diarahkan untuk mencoba jalur di Puncak, yang dipilih adalah Jalur TW. Belum ditentukan TW apa yang akan dipilih, nanti di tengah jalan baru akan ditentukan TW Klasik or TW5. Goweser yang ikut adalah : PaMen, P'Nasir, P'Dedi, P'Iwan, Abah, P'Yuyu, Indra, Om Agus dan Zulvy.
Pk.06:45 seluruh rombongan sudah tiba di Masjid Gadog. Setelah bongkar Sepeda dari gendongan di mobil masing-masing untuk kemudian dipindah ke Angkot, pk.07:00 rombongan meluncur menuju Titik Start menggunakan Angkot. Tiba pk.08:00.
Pk.08:25 setelah seluruh sepeda siap untuk ditunggangi, rombongan mulai menanjaki jalan di kebon teh.
Dipertigaan jalan, kalau kita ambil jalur kiri maka akan menuju Jalur TW5, belok kanan menuju Jalur TW Klasik. Memperhatikan sesuatu yang harus diperhatikan, menimbang sesuatu yang harus ditimbang... akhirnya diputuskan untuk menyusuri jalur TW Klasik. Jalur ini terkenal dengan bagusnya pemandangan. Kalau dalam lagu, jalur ini seperti lagu-lagunya Koesplus.... walaupun sudah lama dan didengar berulang-ulang tetapi tetep aja enak untuk didengar... buat orang yang suka kaleee hahaha
"Kembali.... kembali kita ke TW Klasik lagi..... sampai akhir waktu nanti.....". Ini dibaca sambil ngikutin irama lagunya Koesplus yang judulnya : .............. (nyerah.... gatau saya!!!)
"Kembali.... kembali kita ke TW Klasik lagi..... sampai akhir waktu nanti.....". Ini dibaca sambil ngikutin irama lagunya Koesplus yang judulnya : .............. (nyerah.... gatau saya!!!)
Ketika melihat sebuah rumah pohon dengan tangga berupa batangan kayu yang dipakukan ke batang pohon, jiwa narsis kembali terbangkitkan maka berposelah di bawahnya. Ternyata bukan hanya jiwa narsis yang terbangkitkan... jiwa primitif juga terbangkitkan. Bahwa Manusia termasuk makhluk primata terbukti.....
Menjelang Warung di pertigaan Cikoneng ada tanjakan yang tidak terlalu terjal sih... dan juga tidak terlalu panjang, cuma karena setelah lelah bergowes menuruni jalur dan tiba2 nemu tanjakan jadi kerasa juga.
Di tanjakan ini banyak anak-anak yang menawarkan diri untuk mendorong. Karena merasa diri kuat dan masih muda (ehm!!!) kebanyakan menolak tawaran anak-anak tersebut. Ada 2 goweser yang memanfaatkan (dimanfaatkan?) jasa dorong tersebut, namanya ga usah disebutkan deh... (liat fotonya saja). Tetapi bisa jadi pengennya sih menolak gamo didorong tapi mulut kering dan ngos-ngosan jadi suara penolakan ga keluar dari mulut....
Transaksi dengan sang pendorong dilakukan di Warung Cikoneng...
Tiba di Warung pk.09:15. Setelah istirahat dan makan minum, pk.09:40 perjalanan dilanjutkan.
Sampai jumpa di acara gowes-gowes kami selanjutnya
Salam....